PROFIL DESATANGKIL KULON

Secara administratif Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa  di Kecamatan Kedungwuni, yang terletak di sebelah utara Kecamatan Kedungwuni berbatasan dengan Kecamatan Tirto,  berjarak sekitar 9 km dari pusat pemerintahan yaitu Kajen , yang dapat ditempuh sekitar 20 menit bila menggunakan kendaraan pribadi. Desa Tangkil kulon memiliki konfigurasi berupa dataran rendah dengan ketinggian antara 20 – 30 m diatas permukaan laut. Suhu di wilayah Tangkil kulon masih dalam batas normal. Kondisi tanah terdiri dari persawahan, pekarangan dan permukiman penduduk. Desa Tangkil kulon memiliki iklim yang sama seperti kondisi daerah tropis di Indonesia lainnya , yaitu penghujan dan panas yang sangat berpengaruh langsung dengan pertumbuhan tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup lainnya.

Secara geografis wilayah ini membentang dari utara ke selatan, dengan luas wilayah 111,339 ha. yang terdiri atas 22,010 Ha daerah permukiman; 38,960 Ha berupa Tanah Sawah; 44,194 Ha berupa Tanah Pekarangan; luas kuburan 0,875 Ha;  perkantoran 0,300 Ha; dan sarana umum lainnya 5 Ha, terbagi menjadi 6 RW dan 19 RT.

 Batas wilayah Desa Tangkil Kulon terbagai atas:

v  Sebelah Utara           :  Ngalian

v  Sebelah Selatan       :  Bugangan

v  Sebelah Timur         :  Tangkil Tengah

v  Sebelah Barat          :  Rengas

Kondisi Demografis

       Jumlah  penduduk  Desa Tangkil Kulon  adalah  4089  jiwa  yang  terdiri  dari  2059  laki-laki  dan 2030  perempuan  dengan  jumlah  kepala  keluarga  adalah  988  KK  dengan  perincian  KK  pra sejahtera 187 keluarga, sejahtera 1 sebanyak 244 keluarga, sejahtera 2 sebanyak 351 keluarga, sejahtera 3 sebanyak 170 keluarga dan sejahtera 3 plus sebanyak 36 keluarga. 





        dengan komposisi seluruh penduduknya pemeluk agama Islam. Lembaga-lembaga sosial keagamaan yang berkembang antara lain, Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah. Organisasi sosial keagamaan yang paling berpengaruh adalah NU, terlihat dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang marak , seperti kegiatan yassin-tahlil, barzanji yang diadakan setiap malam jum’at dan malam – malam tertentu berdasarkan perhitungan jawa.

2.3.    Kondisi Fasilitas Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

                   Sarana ibadah yang ada terdiri dari masjid 3 unit, mushola 14 unit. Sarana pendidikan terdiri dari TPA/TPQ 5 unit, TK 2 unit, SD 2 unit, SLTP 1unit, Pendidikan Kesetaraan/PAKET B dan PAKET C 1 unit. Sarana kesehatan terdiri dari puskesmas 1 unit, poliklinik 1 unit, posyandu 4 unit. Sarana olah raga yang ada 5 lapangan bulutangkis, 2 lapangan sepak bola, 1 lapangan bola voley, dan 1 unit lapangan tenis meja. Hasil  kajian  dan  analisis  data  yang  ada  menunjukan  bahwa  tingkat  pelayanan  masyarakat khususnya untuk pelayanan kredit mikro masih sangat terbatas. Lembaga perkereditan yang ada yaitu BKD belum dapat memberikan pelayanan pinjaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat .  Kebutuhan masyarakat  akan  pinjaman modal  selain  di BKD  baru  ada  di UPK  LKM Tunas Karya Mandiri  yang baru  dapat memberikan  pinjaman  dengan  jumlah  yang  sangat  terbatas,  sehingga masyarakat harus mengakses sumber kredit  lembaga perbankan di luar Desa  Tangkil Kulon seperti BCA, Danamon,BRI, BTPN dan PNM. 

2.4     Kelembagaan Masyarakat

      Kelembagaan  masyarakat  di  Desa  Tangkil Kulon  terdiri  dari  kelembagaan  catur  pilar pembangunan dan kelembagaan lain seperti perkumpulan masyarakat. Kelembagaan Catur Pilar Pembangunan di Desa Tangkil Kulon terdiri dari Pemerintah Desa, LPMD, PKK, BPD dan LKM. Perkumpulan masyarakat  yang ada yaitu Karang Taruna, Majelis Taklim, Ikatan Remaja Masjid. Kelembagaan  masyarakat  yang  ada  sangat  berperan  dalam  upaya  pembangunan  Desa. Salah satu contohnya adalah setiap dilaksanakannya Musrenbangdes, semua kelembagaan yang ada terlibat aktif.

Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya

2.5.1. Kondisi Sosial

      Masyarakat  Desa  Tangkil Kulon  terkenal  heterogen  baik  dilihat  dari  mata  pencaharian, maupun pendidikan.  Jumlah  penduduk  4089  jiwa  yang  terdiri  dari  988  KK.  35 %  lebih adalah keluarga miskin. Berdasarkan data yang ada salah satu penyebab meningkatnya angka kemiskinan adalah karena banyaknya  penduduk Desa Tangkil Kulon bekerja sebagai buruh lepas yang kontinuitas kerja  tidak pasti.

2.5.2. Kondisi Ekonomi

                   Pada umumnya warga masyarakat Desa Tangkil Kulon bekerja di sektor pertanian, perdagangan, jasa, ketrampilan dan buruh.  Sebagian besar penduduk Desa Tangkil Kulon bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil, industri konveksi dan buruh pertanian dengan upah dibawah jumlah kelayakan hidup Kabupaten Pekalongan.  Tentu  saja  kondisi  ini  sangat berpengaruh  terhadap kehidupan ekonomi warga Desa Tangkil Kulon,  tidak  terkecuali adalah kondisi  lingkungan  permukiman  yang  menjadi  terabaikan  karena  warga  masyarakat  lebih berorientasi mencari penghasilan. Hal  ini dimaklumi   karena kondisi penghidupan ekonomi yang masih rendah.

2.5.3. Kondisi Budaya

                   Nuansa agamis mewarnai kondisi budaya yang ada di masyarakat Desa Tangkil Kulon. Salah satu bentuk seni budaya  yang  telah ada sejak  lama adalah Seni Simtu Duror. Seni  ini dikelola  oleh satu kelompok yang dipimpin oleh Ustad Supardi. Aktivitas kegiatan  ini  rutin dilaksanakan  setiap bulan dan jika ada khajatan masyarakat baik pernikahan maupun khitan/sunatan.

2.6     Karakteristik Wilayah

2.6.1 Sentra Penghasil Gabah

Tangkil Kulon  merupakan sentra penghasil padi di Kecamatan Kedungwuni dengan lebih dari 35% luas wilayahnya (38,96 Ha) merupakan lahan pertanian irigasi tehnis. Aktivitas perdagangan gabah terlihat saat panen tiba. Pedagang dari luar Kabupaten Pekalongan menjadikan Desa Tangkil Kulon sebagai pusat transaksi jual-beli gabah untuk wilayah Tangkil Kulon, Tangkil Tengah, Bugangan Rengas dan wuled. Truk-truk pengangkut hasil pertanian untuk wilayah tersebut menjadikan Desa Tangkil Kulon sebagai transit sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pusat perdagangan gabah.

2.6.2 Pola Kawasan Permukiman

                   Persebaran permukiman penduduk Desa Tangkil Kulon terletak di tengah-tengah wilayah desa dengan diapit oleh hamparan sawah yang terbentang di sebelah timur, selatan dan barat. Pola tata ruang permukiman kurang teratur karena kondisi khas wilayah pedesaan yang letak jalan ataupun gang tidak berupa blok.  

 2.6.3 Kaya akan Sungai

                   Hamparan sawah yang luas dibelah oleh sungai sepanjang wilayah desa menjadikan Desa Tangkil Kulon sangat potensial untuk kegiatan budidaya ikan air tawar dan lokasi wisata dengan dukungan kondisi alam yang khas pedesaan.

2.6.4. Pusat Industri Konveksi, Batik, dan Produsen Makanan Ringan Opak

                        Industri konveksi dan batik merupakan ciri khas Kabupaten Pekalongan. Desa Tangkil Kulon memiliki 36 unit usaha industri konveksi dan 5 unit usaha batik skala rumah tangga  

(home industry) yang menyerap 445 tenaga kerja yang tersebar di tiap-tiap pedukuhan.

                   Industri makanan ringan Opak merupakan mata pencaharian hampir seluruh penduduk pedukuhan Karanggayam Desa Tangkil Kulon yang terletak di Rt. 18 – 19 Rw. 06. Rasa opak Karanggayam yang gurih dan renyah sudah dikenal oleh masyarakat Tirto, Wiradesa, Kedungwuni dan Bojong. Bahkan opak Karanggayam ini menjadi oleh-oleh warga Pekalongan yang ada di Jakarta.           

2.7.    Permasalahan Umum yang Belum Ditangani

                   Permasalahan  umum  yang  ada  di  Desa Tangkil Kulon  meliputi  sarana  dan  prasarana lingkungan,  perumahan,  kesehatan  dan pendidikan.  


2.7.1 Jalan lingkungan Permukiman  rusak

                   Kondisi  jalan  di  lingkungan  perumahan  tempat tinggal banyak yang kurang memadai seperti aspal  rusak dan ada  jalan yang belum diperkeras dan  jalan masih berupa  tanah. Beberapa bagian dari  jalan permukiman  telah diperbaiki, namun masih kurang layak.

 2.7.2 Pengelolaan Limbah belum Tertangani

                   Perbaikan  jalan  dan  peninggian  aspal  jalan  desa  menyebabkan  air  limbah  rumah  tangga maupun air hujan tidak lancar pembuangannya karena belum ada saluran yang menghubungkan antara sisi selatan dan utara  jalan raya desa. Demikian  juga di  lingkungan permukiman yang padat belum ada pengelolaan  limbah yang  terpadu, masih bersifat parsial dan mengedepankan kepentingan pribadi. 

2.7.3 Rumah Tidak Layak Huni dan Sanitasi Rumah Tangga yang Jelek

                   Di    sisi  permukiman perumahan, masih banyak rumah  yang  tidak  layak  huni,  rumah  tangga yang  belum  memiliki  jamban  dan  sumur keluarga.  Rumah  tidak  layak  huni mencerminkan  ketidakmampuan  masyarakat miskin  dalam memenuhi  kebutuhan  hidup  yang standar. Demikian pula  tidak dimilikinya sanitasi berupa jamban dan sumur menunjukan kualitas kesehatan masyarakat yang masih rendah.

2.7.4 Pengelolaan Sampah

                   Keterbatasan  lahan  dan  kesadaran  masyarakat  tentang  pentingnya  kesehatan  permukiman menjadikan  masalah  sampah  ini  belum  bisa  tertangani  dengan  baik.  Tempat  pembuangan sampah  yang  sudah  ada  pun   masih  kurang  dan  belum  layak memenuhi  kesehatan.  Jumlah tempat pembuangan sampah yang masih kurang serta belum dikelola dengan baik menyebabkan masyarakat masih membuang  sampah  di  sungai,  bantaran    sungai    dan  di  lingkungan  rumah tempat tinggal.

2.7.5 Masalah Ketenagakerjaan

                   Banyak  tenaga potensial  yang  tidak memilki ketrampilan. Salah satu penyebabnya adalah etos kerja yang  rendah. Akibatnya akses ke  lapangan kerja sangat  terbatas. Bekerja hanya sebatas buruh. Lebih  jauh,  tingkat pendapatan  juga  rendah. Oleh karena  itu proses pengembangan diri juga sangat terbatas. Ibarat lingkaran setan yang tak jelas ujung pangkalnya. 

 2.7.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Rendah

                   Rendahya tingkat pendidikan masyarakat Desa Tangkil Kulon menyebabkan terbatasnya akses sosial dan ekonomi.

2.7.7  Pengendalian Banjir

                   Pada  beberapa wilayah  permukiman   ketika  hujan  sering  terjadi  banjir  dan genangan  air  di  banyak  jalan  lingkungan  permukiman.  Usaha  untuk  mendapatkan  saluran drainase yang memadai  telah dilakukan melalui mekanisme musrenbangkel,  tetapi  tidak pernah terwujud. Akibatnya kawasan ini juga tetap banjir jika musim hujan tiba. 

2.8     Potensi Yang Perlu Dikembangkan

2.8.1. Lahan Pertanian

Luas lahan pertanian Desa Tangkil Kulon yang hampir mencapai 40 ha dengan irigasi teknis sehingga dalam satu tahun dapat panen sebanyak tiga kali merupakan modal utama desa dalam rangka mengembangkan diversifikasi budidaya pertanian dengan mengembangkan agribisnis untuk meningkatkan ekonomi warga desa.

2.8.2. Industri Konveksi, Batik dan Bordir

                   Industri konveksi skala rumah tangga (home industry) sebanyak 36 kelompok usaha, batik sebanyak 5 kelompok usaha serta bordir sebanyak 3 kelompok usaha sangat berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan masyarakat Desa Tangkil Kulon. Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi industri ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk menggerakkan industri kecil dan menengah (IKM) khususnya konveksi dan batik.

2.8.3. Pengrajin Makanan Ringan Opak, dan Tempe

                   Opak karanggayam yang sudah terkenal di pasar-pasar tradisional seperti pasar Kedungwuni, pasar Pekajangan, pasar Bligo, pasar Wiradisa dan pasar Bojong sangat potensial untuk dikembangkan sebagai makanan ringan khas Pekalongan dengan diversifikasi rasa, packaging yang menarik serta metode promosi yang terarah dan terukur akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

                   Pengembangan usaha tempe yang pada akhirnya memiliki banyak turunan dari produksi tempe, bukan hanya berupa produk tempe, tetapi dikembangkan lagi berupa keripik tempe dengan aneka rasa akan menjadikan tempe dan opak sebagai brand image oleh-oleh khas Pekalongan. 

2.8.4.Peternakan

                        Jumlah peternak sapi sebanyak 14 kelompok usaha, peternak kambing 25 kelompok usaha, peternak bebek 4 kelompok usaha dan peternak ayam 1 kelompok usaha merupakan penggerak ekonomi warga Desa Tangkil Kulon, dengan meningkatkan kapasitas keahlian beternak didukung oleh dukungan permodalan dari Pemerintah, kedepan Desa Tangkil Kulon bisa menjadi produsen daging untuk wilayah Pekalongan dan sekitarnya.

2.8.5 Budaya

                   Kehidupan  masyarakat    agamis  dengan  tetap  memelihara  adat  budaya  lokal/setempat merupakan  potensi  yang  sangat  terlihat  di  masyarakat  untuk  membangun  wilayah  Desa Tangkil Kulon. Salah satu bentuk  budaya yang masih ada sampai saat ini adalah seni Simtu Duror. Seni  Simtu  Duror  sudah  menjadi  milik  masyarakat  secara  turun  temurun  sehingga  dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang  lanjut usia. Seni  ini menjadi  ladang syiar agama  Islam sekaligus arena atau wadah bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyampaikan informasi.

2.8.6 Keswadayaan Masyarakat

                   Setiap kali ada program pemerintah, antusias masyarakat cukup tinggi dengan dibuktikan adanya swadaya yang terkadang melebihi nilai yang semestinya dari kegiatan yang dilaksankaan dalam program  tersebut.  Nilai  kebersamaan  dalam  semangat  gotong  royong  masih  tampak  kuat mengakar  di  masyarakat.  Keswadayaan  masyarakat  yang  tinggi  menjadi  potensi  dalam pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon.  

2.8.7 Sumber Daya Manusia ( SDM ) 

                   Berkaitan dengan rencana pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon, potensi sumber daya manusia  cukup  memenuhi  dan  memadai  untuk  mendukung  rencana  tersebut.  Antara  lain terdapat tenaga medis (dokter dan bidan), tokoh agama (kyai dan ustad), pengusaha transportasi, pengusaha konveksi dan pengrajin batik, tenaga terampil teknis (tukang kayu dan batu) serta PNS. 

 2.8.8 Sumber daya alam ( SDA ) 

                   Desa Tangkil Kulon memiliki berbagai sumber daya alam antara lain Sungai, Lahan atau areal kosong  terbuka,  sungai yang banyak.  Semua  sumber daya  alam  ini  menjadi  sarana  pendukung  bagi  pengembangan  Desa  Tangkil Kulon  baik sebagai kawasan utama maupun kawasan pendukung.  

2.8.9.   Radio Komunitas 

Hadirnya radio komunitas pemberdayaan Pekalongan, Mandiri FM yang selalu menginformasikan kegiatan PNPM-MP Kabupaten Pekalongan pada umumnya dan LKM Tunas Karya Mandiri pada khususnya dijadikan warga desa Tangkil Kulon sebagai media informasi mengenai pemberdayaan masyarakat  disamping sebagai media hiburan. Hadirnya Mandiri FM ini dapat dijadikan sebagai media promosi usaha kecil dan menengah sehingga produk mereka dapat lebih dikenal oleh masyarakat Pekalongan dan sekitarnya. 

 
Make a Free Website with Yola.