PROFIL DESATANGKIL KULON
Secara geografis wilayah ini membentang dari utara ke selatan, dengan luas wilayah 111,339 ha. yang terdiri atas 22,010 Ha daerah permukiman; 38,960 Ha berupa Tanah Sawah; 44,194 Ha berupa Tanah Pekarangan; luas kuburan 0,875 Ha; perkantoran 0,300 Ha; dan sarana umum lainnya 5 Ha, terbagi menjadi 6 RW dan 19 RT.
Batas wilayah Desa Tangkil Kulon terbagai atas:
v Sebelah Utara : Ngalian
v Sebelah Selatan : Bugangan
v Sebelah Timur : Tangkil Tengah
v Sebelah Barat : Rengas
Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Desa Tangkil Kulon adalah 4089 jiwa yang terdiri dari 2059 laki-laki dan 2030 perempuan dengan jumlah kepala keluarga adalah 988 KK dengan perincian KK pra sejahtera 187 keluarga, sejahtera 1 sebanyak 244 keluarga, sejahtera 2 sebanyak 351 keluarga, sejahtera 3 sebanyak 170 keluarga dan sejahtera 3 plus sebanyak 36 keluarga.
dengan komposisi seluruh penduduknya pemeluk agama Islam. Lembaga-lembaga sosial keagamaan yang berkembang antara lain, Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah. Organisasi sosial keagamaan yang paling berpengaruh adalah NU, terlihat dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang marak , seperti kegiatan yassin-tahlil, barzanji yang diadakan setiap malam jum’at dan malam – malam tertentu berdasarkan perhitungan jawa.
2.3. Kondisi Fasilitas Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Sarana ibadah yang ada terdiri dari masjid 3 unit, mushola 14 unit. Sarana pendidikan terdiri dari TPA/TPQ 5 unit, TK 2 unit, SD 2 unit, SLTP 1unit, Pendidikan Kesetaraan/PAKET B dan PAKET C 1 unit. Sarana kesehatan terdiri dari puskesmas 1 unit, poliklinik 1 unit, posyandu 4 unit. Sarana olah raga yang ada 5 lapangan bulutangkis, 2 lapangan sepak bola, 1 lapangan bola voley, dan 1 unit lapangan tenis meja. Hasil kajian dan analisis data yang ada menunjukan bahwa tingkat pelayanan masyarakat khususnya untuk pelayanan kredit mikro masih sangat terbatas. Lembaga perkereditan yang ada yaitu BKD belum dapat memberikan pelayanan pinjaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat . Kebutuhan masyarakat akan pinjaman modal selain di BKD baru ada di UPK LKM Tunas Karya Mandiri yang baru dapat memberikan pinjaman dengan jumlah yang sangat terbatas, sehingga masyarakat harus mengakses sumber kredit lembaga perbankan di luar Desa Tangkil Kulon seperti BCA, Danamon,BRI, BTPN dan PNM.
2.4 Kelembagaan Masyarakat
Kelembagaan masyarakat di Desa Tangkil Kulon terdiri dari kelembagaan catur pilar pembangunan dan kelembagaan lain seperti perkumpulan masyarakat. Kelembagaan Catur Pilar Pembangunan di Desa Tangkil Kulon terdiri dari Pemerintah Desa, LPMD, PKK, BPD dan LKM. Perkumpulan masyarakat yang ada yaitu Karang Taruna, Majelis Taklim, Ikatan Remaja Masjid. Kelembagaan masyarakat yang ada sangat berperan dalam upaya pembangunan Desa. Salah satu contohnya adalah setiap dilaksanakannya Musrenbangdes, semua kelembagaan yang ada terlibat aktif.
Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya
2.5.1. Kondisi Sosial
Masyarakat Desa Tangkil Kulon terkenal heterogen baik dilihat dari mata pencaharian, maupun pendidikan. Jumlah penduduk 4089 jiwa yang terdiri dari 988 KK. 35 % lebih adalah keluarga miskin. Berdasarkan data yang ada salah satu penyebab meningkatnya angka kemiskinan adalah karena banyaknya penduduk Desa Tangkil Kulon bekerja sebagai buruh lepas yang kontinuitas kerja tidak pasti.
2.5.2. Kondisi Ekonomi
Pada umumnya warga masyarakat Desa Tangkil Kulon bekerja di sektor pertanian, perdagangan, jasa, ketrampilan dan buruh. Sebagian besar penduduk Desa Tangkil Kulon bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil, industri konveksi dan buruh pertanian dengan upah dibawah jumlah kelayakan hidup Kabupaten Pekalongan. Tentu saja kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi warga Desa Tangkil Kulon, tidak terkecuali adalah kondisi lingkungan permukiman yang menjadi terabaikan karena warga masyarakat lebih berorientasi mencari penghasilan. Hal ini dimaklumi karena kondisi penghidupan ekonomi yang masih rendah.
2.5.3. Kondisi Budaya
Nuansa agamis mewarnai kondisi budaya yang ada di masyarakat Desa Tangkil Kulon. Salah satu bentuk seni budaya yang telah ada sejak lama adalah Seni Simtu Duror. Seni ini dikelola oleh satu kelompok yang dipimpin oleh Ustad Supardi. Aktivitas kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap bulan dan jika ada khajatan masyarakat baik pernikahan maupun khitan/sunatan.
2.6 Karakteristik Wilayah
2.6.1 Sentra Penghasil Gabah
Tangkil Kulon merupakan sentra penghasil padi di Kecamatan Kedungwuni dengan lebih dari 35% luas wilayahnya (38,96 Ha) merupakan lahan pertanian irigasi tehnis. Aktivitas perdagangan gabah terlihat saat panen tiba. Pedagang dari luar Kabupaten Pekalongan menjadikan Desa Tangkil Kulon sebagai pusat transaksi jual-beli gabah untuk wilayah Tangkil Kulon, Tangkil Tengah, Bugangan Rengas dan wuled. Truk-truk pengangkut hasil pertanian untuk wilayah tersebut menjadikan Desa Tangkil Kulon sebagai transit sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pusat perdagangan gabah.
2.6.2 Pola Kawasan Permukiman
Persebaran permukiman penduduk Desa Tangkil Kulon terletak di tengah-tengah wilayah desa dengan diapit oleh hamparan sawah yang terbentang di sebelah timur, selatan dan barat. Pola tata ruang permukiman kurang teratur karena kondisi khas wilayah pedesaan yang letak jalan ataupun gang tidak berupa blok.
2.6.3 Kaya akan Sungai
Hamparan sawah yang luas dibelah oleh sungai sepanjang wilayah desa menjadikan Desa Tangkil Kulon sangat potensial untuk kegiatan budidaya ikan air tawar dan lokasi wisata dengan dukungan kondisi alam yang khas pedesaan.
2.6.4. Pusat Industri Konveksi, Batik, dan Produsen Makanan Ringan Opak
Industri konveksi dan batik merupakan ciri khas Kabupaten Pekalongan. Desa Tangkil Kulon memiliki 36 unit usaha industri konveksi dan 5 unit usaha batik skala rumah tangga(home industry) yang menyerap 445 tenaga kerja yang tersebar di tiap-tiap pedukuhan.
Industri makanan ringan Opak merupakan mata pencaharian hampir seluruh penduduk pedukuhan Karanggayam Desa Tangkil Kulon yang terletak di Rt. 18 – 19 Rw. 06. Rasa opak Karanggayam yang gurih dan renyah sudah dikenal oleh masyarakat Tirto, Wiradesa, Kedungwuni dan Bojong. Bahkan opak Karanggayam ini menjadi oleh-oleh warga Pekalongan yang ada di Jakarta.
2.7. Permasalahan Umum yang Belum Ditangani
Permasalahan
umum yang ada
di Desa Tangkil Kulon meliputi
sarana dan prasarana lingkungan, perumahan,
kesehatan dan pendidikan.
2.7.1 Jalan lingkungan Permukiman rusak
Kondisi jalan di lingkungan perumahan tempat tinggal banyak yang kurang memadai seperti aspal rusak dan ada jalan yang belum diperkeras dan jalan masih berupa tanah. Beberapa bagian dari jalan permukiman telah diperbaiki, namun masih kurang layak.
2.7.2 Pengelolaan Limbah belum Tertangani
Perbaikan jalan dan peninggian aspal jalan desa menyebabkan air limbah rumah tangga maupun air hujan tidak lancar pembuangannya karena belum ada saluran yang menghubungkan antara sisi selatan dan utara jalan raya desa. Demikian juga di lingkungan permukiman yang padat belum ada pengelolaan limbah yang terpadu, masih bersifat parsial dan mengedepankan kepentingan pribadi.
2.7.3 Rumah Tidak Layak Huni dan Sanitasi Rumah Tangga yang Jelek
Di sisi permukiman perumahan, masih banyak rumah yang tidak layak huni, rumah tangga yang belum memiliki jamban dan sumur keluarga. Rumah tidak layak huni mencerminkan ketidakmampuan masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan hidup yang standar. Demikian pula tidak dimilikinya sanitasi berupa jamban dan sumur menunjukan kualitas kesehatan masyarakat yang masih rendah.
2.7.4 Pengelolaan Sampah
Keterbatasan lahan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan permukiman menjadikan masalah sampah ini belum bisa tertangani dengan baik. Tempat pembuangan sampah yang sudah ada pun masih kurang dan belum layak memenuhi kesehatan. Jumlah tempat pembuangan sampah yang masih kurang serta belum dikelola dengan baik menyebabkan masyarakat masih membuang sampah di sungai, bantaran sungai dan di lingkungan rumah tempat tinggal.
2.7.5 Masalah Ketenagakerjaan
Banyak tenaga potensial yang tidak memilki ketrampilan. Salah satu penyebabnya adalah etos kerja yang rendah. Akibatnya akses ke lapangan kerja sangat terbatas. Bekerja hanya sebatas buruh. Lebih jauh, tingkat pendapatan juga rendah. Oleh karena itu proses pengembangan diri juga sangat terbatas. Ibarat lingkaran setan yang tak jelas ujung pangkalnya.
2.7.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Rendah
Rendahya tingkat pendidikan masyarakat Desa Tangkil Kulon menyebabkan terbatasnya akses sosial dan ekonomi.
2.7.7 Pengendalian Banjir
Pada beberapa wilayah permukiman ketika hujan sering terjadi banjir dan genangan air di banyak jalan lingkungan permukiman. Usaha untuk mendapatkan saluran drainase yang memadai telah dilakukan melalui mekanisme musrenbangkel, tetapi tidak pernah terwujud. Akibatnya kawasan ini juga tetap banjir jika musim hujan tiba.
2.8 Potensi Yang Perlu Dikembangkan
2.8.1. Lahan Pertanian
Luas lahan pertanian Desa Tangkil Kulon yang hampir mencapai 40 ha dengan irigasi teknis sehingga dalam satu tahun dapat panen sebanyak tiga kali merupakan modal utama desa dalam rangka mengembangkan diversifikasi budidaya pertanian dengan mengembangkan agribisnis untuk meningkatkan ekonomi warga desa.
2.8.2. Industri Konveksi, Batik dan Bordir
Industri konveksi skala rumah tangga (home industry) sebanyak 36 kelompok usaha, batik sebanyak 5 kelompok usaha serta bordir sebanyak 3 kelompok usaha sangat berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan masyarakat Desa Tangkil Kulon. Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi industri ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk menggerakkan industri kecil dan menengah (IKM) khususnya konveksi dan batik.
2.8.3. Pengrajin Makanan Ringan Opak, dan Tempe
Opak karanggayam yang sudah terkenal di pasar-pasar tradisional seperti pasar Kedungwuni, pasar Pekajangan, pasar Bligo, pasar Wiradisa dan pasar Bojong sangat potensial untuk dikembangkan sebagai makanan ringan khas Pekalongan dengan diversifikasi rasa, packaging yang menarik serta metode promosi yang terarah dan terukur akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pengembangan usaha tempe yang pada akhirnya memiliki banyak turunan dari produksi tempe, bukan hanya berupa produk tempe, tetapi dikembangkan lagi berupa keripik tempe dengan aneka rasa akan menjadikan tempe dan opak sebagai brand image oleh-oleh khas Pekalongan.
2.8.4.Peternakan
Jumlah peternak sapi sebanyak 14 kelompok usaha, peternak kambing 25 kelompok usaha, peternak bebek 4 kelompok usaha dan peternak ayam 1 kelompok usaha merupakan penggerak ekonomi warga Desa Tangkil Kulon, dengan meningkatkan kapasitas keahlian beternak didukung oleh dukungan permodalan dari Pemerintah, kedepan Desa Tangkil Kulon bisa menjadi produsen daging untuk wilayah Pekalongan dan sekitarnya.
2.8.5 Budaya
Kehidupan masyarakat agamis dengan tetap memelihara adat budaya lokal/setempat merupakan potensi yang sangat terlihat di masyarakat untuk membangun wilayah Desa Tangkil Kulon. Salah satu bentuk budaya yang masih ada sampai saat ini adalah seni Simtu Duror. Seni Simtu Duror sudah menjadi milik masyarakat secara turun temurun sehingga dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang lanjut usia. Seni ini menjadi ladang syiar agama Islam sekaligus arena atau wadah bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyampaikan informasi.
2.8.6 Keswadayaan Masyarakat
Setiap kali ada program pemerintah, antusias masyarakat cukup tinggi dengan dibuktikan adanya swadaya yang terkadang melebihi nilai yang semestinya dari kegiatan yang dilaksankaan dalam program tersebut. Nilai kebersamaan dalam semangat gotong royong masih tampak kuat mengakar di masyarakat. Keswadayaan masyarakat yang tinggi menjadi potensi dalam pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon.
2.8.7 Sumber Daya Manusia ( SDM )
Berkaitan dengan rencana pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon, potensi sumber daya manusia cukup memenuhi dan memadai untuk mendukung rencana tersebut. Antara lain terdapat tenaga medis (dokter dan bidan), tokoh agama (kyai dan ustad), pengusaha transportasi, pengusaha konveksi dan pengrajin batik, tenaga terampil teknis (tukang kayu dan batu) serta PNS.
2.8.8 Sumber daya alam ( SDA )
Desa Tangkil Kulon memiliki berbagai sumber daya alam antara lain Sungai, Lahan atau areal kosong terbuka, sungai yang banyak. Semua sumber daya alam ini menjadi sarana pendukung bagi pengembangan Desa Tangkil Kulon baik sebagai kawasan utama maupun kawasan pendukung.
2.8.9. Radio KomunitasHadirnya radio komunitas pemberdayaan Pekalongan, Mandiri FM yang selalu menginformasikan kegiatan PNPM-MP Kabupaten Pekalongan pada umumnya dan LKM Tunas Karya Mandiri pada khususnya dijadikan warga desa Tangkil Kulon sebagai media informasi mengenai pemberdayaan masyarakat disamping sebagai media hiburan. Hadirnya Mandiri FM ini dapat dijadikan sebagai media promosi usaha kecil dan menengah sehingga produk mereka dapat lebih dikenal oleh masyarakat Pekalongan dan sekitarnya.